Tribunsoppeng -- Satriaddin Maharinga Djongki adalah putra sulung dari pasangan M Muchdir (65), pensiunan kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Bau- bau dan guru SD kecil di Bau-bau Wa Unga (60).
Arie Kriting besar di lingkungan urban di Pelabuhan Murhum, sebelah barat dan Jembatan Batu, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Di pelabuhan inilah, interaksi multisukunya berlangsung. Dia bertemu dan gaul dengan pekerja asal Papua, NTT, pedagang dan pegawai asal Makassar Bugis, perantau dari Ambon, membuatnya punya banyak deposito diksi atau logat dari kepulauan timur Nusantara.
Arie lahir di Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara. Namun tahun 1990, saat kelas 4 SD, dia pindah ke ke di Bau-bau, Pulau Buton. Di pulau ini, banyak perantau dari Bugis, Makassar, dan pelaut dari kepulauan Tukang Besi, Wakatobi.
Di Buton inilah, sambil menamatkan SMP dan SMA, dia belajar karekter orang timur Indonesia.
Sejak SD dan SMP dia sudah menjadi office boy di Penginapan Baitul Mal, hotel kelas Melati yang milik Departemen Agama setempat.
"Kompleks kami merupakan kawasan yang sangat heterogen, dihuni oleh berbagai latar belakang suku, mulai Tolaki, Makassar, Bugis, Buton, Pulo, Muna, Toraja, Bali, dan Jawa."
Dia bergaul dengan tokoh dan dai dari gugusan kepualan Wanci, Kaledupoa, Tomia, dan Binongko (Wakatobi), Pulau Muna, Pulau Makassar, Pulau kabaena. Dia belajar karate dari orang Toraja, "Saya belajar karate dari Om Juri (warga rasal dari Toraja, merupakan salah satu pelatih Karate di Kendari)," katanya.
Dia mengakui, rambutnya yang keriting dan ikal, menjadikan dirinya harus menerima vonis, bahwa dia dari Ambon, atau NTT. "Saya ini, adalah contoh orang timur Indonesia yang coba pertahankan identitas," ujar pria yang pernah beberapa bulan bermukim di Sorong, Papua Barat, sejak Juni 2011 ini.
Arie mengatakan, sejauh ini dia bangga dengan pencapaian film dan debutnya di Stand Up Comedy.
Baginya, pencapaian itu bisa diraih karena dia bisa menempatkan diri sebagai anak dari timur yang punya ciri khas, terus terang, bersuara keras, namun tegas.
Dia lalu mencontohkan, kebanggannya kepada Ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Abraham Samad, a.
"Pak Abraham Samad itu, kalau bicara tetap logat Makassar, tak mau ubah-ubah klogatnya seperti orang Jakarta atau Jawa, yah karena itu identitas kita, ciri khas kita sebagai orang timur Indonesia," katanya.
Arie sangat berharap, suatu saat kelak dia bisa bertemu dengan Abraham Samad, tokoh penegak hukum dan aktivis Anti Korupsi idolanya.
Saat ditanya, apakah jika menikah kelak dia juga akan mencari orang dari timur atai barat Indonesia. "Insyallah saya menikah dengan wanita Sulawesi juga," kata Arie dengan logat Makassar yang kental. (hasan basri/zil/bersambung)
Siapa ARIE KRITING
Satriaddin Maharinga Djongki
Lahir: Kendari, 13 April 1985
Anak sulung dari 3 saudara
Ayah : M Machdir (pensiunan KUA Bau-bau)
Ibu : Wa Unga (Guru SDN di Bau-bau)
Pendidikan
TK Lepo-lepo, Kendari
SDN Bau-bau, Sultra (1996)
SMP 4 Bau-bau, Sultra (2000)
SMA 2 Bau-bau, Sultra (2003)
S1 ITN Malang (skripsi)
+ Juara Lomba Puisi tingkat TK
+ Juara Lomba bacaan Surah Alfatihah di SD
+ Penulis Blog dan media social
+ Finalis 3 Stand Up Comedy Indonesia (2012)
+ Pemeran Arie di Film Comic 8
Sumber :
tribun-timur