JERUSALEM,TRIBUN-TIMUR.COM--Seorang
senator Amerika Serikat Rand Paul, Senin (7/1/2013), menyerukan
pengurangan secara bertahap bantuan AS untuk Israel. Negeri Yahudi itu
termasuk dalam daftar teratas penerima bantuan luar negeri AS.
Rand
Paul, politisi Partai Republik asal Kentucky, kepada wartawan
mengatakan AS tak mampu lagi meminjam uang dan kemudian memberikannya ke
negara lain, termasuk negara sekutunya termasuk Israel.
"Sangat
berat menjadi sekutu Israel saat AS kehabisan uang. Sangat sulit
mempertahankan Israel jika kita menghancurkan negeri ini dalam
prosesnya," katanya kepada Institut Studi Pasar Jerusalem, sebuah
lembaga penelitian Israel.
"Saya kira akan banyak kritikan soal
menjalankan anggaran dengan defisit besar. Anda menghancurkan nilai mata
uang dengan membelanjakan uang yang tidak Anda miliki," tambah Paul.
Rand
Paul, yang sejak lama menentang kebijakan AS terkait bantuan luar
negeri, memahami bahwa pemikirannya ini adalah sebuah minoritas di AS.
Dia juga menyadari sangat mustahil Kongres AS akan menhentikan kebijakan
bantuan luar negeri.
"Nampaknya tidak akan banyak perubahan.
Meski hal ini masih bisa didiskusikan," tambah Paul dalam kunjungan
pertamanya di Israel.
Paul menegaskan pemerintah AS seharusnya
memprioritaskan penghentian bantuan luar negeri untuk negara-negara yang
memiliki hubungan dekat dengan AS misalnya Mesir, Pakitan dan akhirnya
Israel.
Paul menambahkan bantuan yang diberikan AS, terutama
untuk Israel dan Mesir, sebagian besar digunakan untuk membeli
persenjataan dari AS sehingga menciptakan perlombaan persenjataan di
Timur Tengah. Jadi bantuan ini, lanjut Paul, justru membahayakan Israel
bukan membantu negeri itu.
Setiap tahun Israel menerima bantuan militer dari Amerika Serikat dengan nilai 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 46.6 triliun.