Bahkan sebelum dugaan penerimaan suap menghantam, perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diperkirakan bakal terjun bebas pada Pemilu 2014. Setidaknya bila survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mewakili perkiraan tersebut.
Partai Demokrat yang dirundung dugaan kasus korupsi sepanjang 2012, juga diperkirakan bernasib sama suramnya dengan PKS. Partai Golkar dan PDI Perjuangan yang tampaknya bakal mendulang 'keuntungan' dari gonjang-ganjing dunia persilatan politik dan hukum.
"Partai Golkar menempati posisi tertinggi, dengan perolehan 21,3 persen," kata Direktur SMRC, Jaedi Hanan, di Jakarta, Minggu (3/2/2013). PDI Perjuangan, menempati peringkat kedua survei, dengan 18,2 persen suara responden.
Partai Demokrat yang merajai Pemilu 2009, dalam survei ini tergambar mengalami jatuh bebas. Suara responden hanya 8,3 persen. Hasil survei dipaparkan dengan tajuk 'Kinerja Pemerintah dan Partai, Tren Anomali 2012-2013'.
Survei SMRC melibatkan 1.220 responden di seluruh Indonesia. Hasil survei menggunakan rentang kesalahan plus-minus tiga persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pertanyaan yang diajukan pada responden adalah 'partai apa yang akan dipilih jika pemilu dilaksanakan sekarang ?'.
Survei SMRC memetakan partai yang cenderung mengalami kenaikan signifikan selama tiga tahun terakhir, adalah Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Nasdem. Suara untuk Partai Gerindra dalam survei, bahkan terus naik sampai di kisaran 7,2 persen.
Menyusul kemudian, Partai Nasdem dengan 5,2 persen. Di antara Partai Gerindra dan Nasdem terdapat Partai Kebangkitan Bangsa dengan 5,6 persen.
"Partai yang cenderung mengalami penurunan tajam selama setahun terakhir adalah Partai Demokrat dan PKS," ujar Jaedi. PKS terpuruk ke posisi delapan dalam survei, dengan 2,7 persen suara.
Dukungan suara responden untuk PKS bahkan di bawah dukungan untuk Partai Persatuan Pembangunan yang mendulang 4,1 persen. Namun suara PKS masih melampaui Partai Amanat Nasional (PAN), yang mendulang 1,5 persen suara, dan Partai Hanura yang mendapatkan 1,4 persen suara.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, masih optimistis partainya dapat mendulang hasil maksimal pada Pemilu 2014. Rujukannya adalah data survei pada 2004 dan 2009. Saat itu, hasil survei Partai Demokrat juga terus jatuh, tetapi faktanya dapat memenangi pemilu.
"Demokrat itu lahir karena sejarah," tegas Mubarok. Pada Pemilu 2004, sebut dia, target perolehan suara partainya adalah 2,5 persen, tapi bisa mendapatkan 7,5 persen.
Lalu, pada 2009, dengan target 15 persen suara, PartaiDemokrat malah mengantongi 20 persen suara di pemilu. "Yang pesimistis terhadap Demokrat itu hanya pengamat dan (partai) pendatang baru," ujar Mubarok. (*)